Kondisi pandemi Covid-19 masih terus berlangsung hingga hari ini. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebagai badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi kesehatan global mengakui Rapid Test.
Dalam pernyataan keilmuan yang dirilis April 2020, WHO menyebutkan soal apa itu Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen, serta SWAB PCR Test.
Ketiganya digunakan dalam pemeriksaan untuk mengidentifikasi virus corona di dalam tubuh. Dari ketiga jenis tes di atas, banyak dari kita mungkin sudah sering mendengar Rapid Test Antibodi.
Yang selanjutnya, hasil Rapid Test tersebut akan dikonfirmasi melalui pemeriksaan SWAB PCR.
Lalu, apa perbedaan dari ketiga jenis test Covid-19 di atas? Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, dan Swab PCR, sama atau berbeda, ya?
Langsung saja, yuk simak penjelasannnya dalam artikel berikut!
1. Apa Itu Rapid Test Antibodi?
Rapid Test Antibodi adalah tes diagnostik cepat Covid-19 yang dijalankan untuk mendeteksi keberadaan antibodi dalam darah.
Lama waktu yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam tubuh adalah 5 hingga 10 menit.
Ketika seseorang terinfeksi corona, tubuh akan menghasilkan antibodi dalam beberapa hari atau pekan setelah pemeriksaan. Dalam penelitian, respons antibodi pada sebagian besar pasien Covid-19 baru muncul pada pekan kedua setelah mereka positif terinfeksi virus.
Kekuatan respons berbeda pada setiap orang, tergantung dari beberapa faktor seperti umur, nutrisi tubuh, tingkat keparahan penyakit, dan adanya penyakit bawaan.
Selain itu, faktor berpengaruh lainnya yaitu ada potensi reaksi silang kemunculan antibodi akibat adanya jenis virus lain di luar SARS-CoV-2.
Pasalnya, Rapid Test Antibodi ini tidak secara spesifik memeriksa SARS-CoV-2. Artinya, hasil tes bisa positif atau reaktif, tapi ternyata bukan disebabkan oleh virus Covid-19.
Merujuk pada Surat Edaran No. 9 Tahun 2020 yang dikeluarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, menyebutkan bahwa surat keterangan uji Rapid-Test dengan hasil non reaktif berlaku 14 hari sejak diterbitkan.
Alur Pemeriksaan Rapid Test Antibodi
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menjelaskan apa itu Rapid Test Antibodi serta alur pemeriksaannya.
Jika Hasil Negatif
- Peserta tes diarahkan agar menjalani isolasi mandiri.
- Bila gejala makin berat saat isolasi, harus langsung ke fasilitas kesehatan. Jika gejala tak meningkat, harus test lagi sepuluh hari kemudian.
- Bila setelah tes lagi hasil masih negatif, gejala yang muncul bukan Covid-19.
- Bila setelah tes lagi hasil positif, peserta menjalani swab test RT-PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut
- Bila hasil swab test RT-PCR negatif, berarti penyakit bukan Covid-19. Bila hasil positif, peserta menjadi pasien Covid-19.
- Pasien Covid-19 yang tak menunjukkan gejala atau gejalanya ringan bisa mengisolasi mandiri di rumah. Bila gejala sedang, pasien dirawat di rumah sakit darurat. Sedangkan bila gejala berat, pasien harus dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
Jika Hasil Positif
- Peserta tes segera diminta mengikuti swab test RT-PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut.
- Bila hasil swab test RT-PCR negatif, berarti penyakit bukan Covid-19. Bila hasil positif, peserta menjadi pasien Covid-19.
- Pasien Covid-19 yang tak menunjukkan gejala atau gejalanya ringan bisa mengisolasi mandiri di rumah. Bila gejala sedang, pasien dirawat di rumah sakit darurat. Sedangkan bila gejala berat, pasien harus dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
2. Apa Itu Rapid Test Antigen (Swab Antigen)?
Swab Antigen atau lebih dikenal dengan Rapid Test Antigen adalah tes diagnostik cepat Covid-19 yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus Covid-19 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan.
Antigen tersebut nantinya akan terdeteksi ketika virus aktif bereplikasi. Itu sebabnya Rapid Test Antigen paling baik dilakukan ketika orang baru saja terinfeksi.
Sebelum antibodi muncul untuk melawan virus yang masuk ke tubuh, ada peran antigen yang bertugas mempelajarinya. Keberadaan antigen itulah yang dideteksi.
Seperti Rapid Test Antibodi, ada kemungkinan hasil Rapid Test Antigen tidak akurat. Salah satu alasannya, virus yang dipelajari antigen bisa jadi bukanlah SARS-CoV-2 (Corona), melainkan virus lain seperti influenza.
Sebagai catatan, surat keterangan hasil negatif uji swab berbasis PCR atau hasil negatif uji Rapid Test Antigen berlaku selama 14 hari sejak diterbitkan.
Alur Pemeriksaan Rapid Test Antigen
Dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menjelaskan apa itu Rapid Test Antigen serta alur pemeriksaannya, sebagai berikut:
Jika Hasil Negatif
- Peserta tes diarahkan agar menjalani isolasi mandiri.
- Bila gejala makin berat saat isolasi, harus langsung ke fasilitas kesehatan. Jika tak ada gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dalam 10 hari, mesti tes antibodi.
- Bila hasil tes antibodi negatif, gejala yang muncul bukan Covid-19. Bila hasilnya positif, peserta menjalani swab test RT-PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut
- Bila saat isolasi muncul gejala ISPA dalam kurang dari 10 hari, harus rapid tes antigen ulang.
- Bila hasil tes antigen negatif, harus tes antibodi 10 hari kemudian. Bila hasilnya positif, peserta menjalani swab test RT-PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut
- Bila hasil tes RT-PCR negatif, berarti bukan Covid-10. Bila hasil positif, peserta menjadi pasien Covid-19.
- Pasien Covid-19 yang tak menunjukkan gejala atau gejalanya ringan bisa mengisolasi mandiri di rumah. Bila gejala sedang, pasien dirawat di rumah sakit darurat. Sedangkan bila gejala berat, pasien harus dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
Jika Hasil Positif
- Peserta tes segera diminta mengikuti swab test RT-PCR dua kali dalam dua hari berturut-turut.
- Bila hasil swab test RT-PCR negatif, berarti penyakit bukan Covid-19. Bila hasil positif, peserta menjadi pasien Covid-19.
- Pasien Covid-19 yang tak menunjukkan gejala atau gejalanya ringan bisa mengisolasi mandiri di rumah. Bila gejala sedang, pasien dirawat di rumah sakit darurat. Sedangkan bila gejala berat, pasien harus dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
3. Apa Itu SWAB PCR Test?
Swab PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah jenis tes untuk tujuan diagnostik yang sudah menjadi gold standard. Masyarakat awam sering menyebutnya dengan Swab Test.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Profesor Wiku Adisasmito dalam suatu kesempatan menjelaskan bahwa sampel pemeriksaan PCR berupa mukus.
Sampel tersebut diambil menggunakan Swab, baik menggunakan open system yang paling banyak digunakan di Indonesia, ataupun dari close system seperti TCM (Tes Cepat Molekuler).
Harga Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menetapkan tarif tertinggi pemeriksaan rapid test antibodi sebesar Rp 150.000 berdasarkan surat edaran tertanggal 6 Juli 2020.
Sementara itu, pada 10 Oktober 2020, pemerintah melalui Kemenkes meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengawasi penerapan harga tertinggi test PCR. Batasan harga tertinggi test PCR yakni sebesar Rp900.000.
Untuk harga Rapid Test Antigen Covid-19 di Indonesia saat ini masih bervariasi, tergantung dari lab yang menyediakan. Sejumlah rumah sakit di Jakarta menyediakan layanan Rapid Test Antigen dengan tarif mulai dari Rp277.000 hingga Rp500.000-an.

Discussion about this post