LIMAPAGI – Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengungkapkan, tingginya harga cabai rawit merah disebabkan oleh banjir yang terjadi di daerah pemasok. Banjir yang terjadi tersebut, pada akhirnya menyebabkan virus.
Abdul memaparkan, sekitar 60% lahan petani yang terdampak banjir. Sementara itu, 40% di antaranya terjangkit virus gemini dan keriting.
“Karena kebanjiran eks hujan yang banyak dan itu menyebabkan virus. Ini yang tidak bisa ditangani oleh petani,” kata Abdul kepada Limapagi.com, Selasa, 9 Maret 2021.
Dengan begitu, pasokan cabai rawit merah ke pedagang hingga konsumen ikut terganggu. Saat ini, pemasok cabai terbesar berada di daerah Jawa Timur. Sedangkan sisanya dari Jawa Barat dan daerah lainnya di Indonesia.
“Yang paling terganggu itu dari Jawa Timur. Apalagi cabai rawit merah yang paling naik karena dari Pantura,” kata dia.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dilihat pukul 15.30 WIB, harga cabai rawit merah naik Rp200 atau 0,21% menjadi Rp93.900 per kilogram.
Sedangkan harga cabai merah keriting naik Rp50 atau 0,1% menjadi Rp49.350 per kilogram. Sedangkan harga cabai merah besar turun Rp450 atau 0,95% menjadi Rp46.700 per kilogram.**
Discussion about this post