LIMAPAGI – Laksa atau akrab disebut Mie Laksa adalah makanan tradisional perpaduan Tionghoa dan Melayu. Tak hanya di luar negeri, makanan satu ini juga sangat terkenal di Indonesia.
Laksa adalah satu kuliner khas yang ada di Tangerang. Masyarakat bisa dengan mudah menemui kuliner satu ini di kota berjuluk “Kota 1000 Industri” tersebut.
Tentunya, Laksa Tangerang berbeda dengan Laksa khas daerah lain seperti Bogor atau Betawi.
Seperti diketahui, Laksa Bogor diberi kuah kental yang berasal dari potongan oncom. Sementara Laksa Betawi dibuat dengan bahan kucai dan daun kemangi.
Sementara Laksa Tangerang merupakan campuran kuah kuning yang kental dengan parutan kelapa yang disangrai. Ada juga campuran kacang hijau yang menjadikan rasa manis sebagai cita rasa yang khas.
Biasanya, Laksa Tangerang dipadukan dengan opor ayam, telur rebis atau tahu.
“Salah satu keunikan dari Laksa Tangerang dibandingkan Laksa di tempat lainnya adalah kuah kuningnya yang kental sehingga aroma rempahnya sangat terasa saat dihirup,” jelas Executive Chef Novotel Tangerang, Salehin, dalam keterangan resmi yang diterima Limapagi pada Jumat, 8 Januari 2021.

“Dan juga dalam membuatnya menggunakan Kacang Hijau sehingga ada rasa manis sedikit saat memakannya,” tambahnya lagi.
Menurut Salehin, makanan adalah salah satu cara untuk memperkenalkan identitas kepada orang lain.
“Kami di hotel pernah membuat Laksa Tangerang sebagai salah satu menu yang dapat disantap saat sarapan. Dan ternyata mendapatkan respon positif dari para tamu,” tutur Salehin.
“Tidak hanya tamu yang datang dari Kota Tangerang dan kota lainnya, tapi juga tamu-tamu yang datang dari mancanegara,” tuturnya lagi.
Saat ini Indonesia memang sudah dikenal dunia melalui rempah-rempahnya dan juga varian menu makanan yang melegenda. Pada tahun 2017. ada rendang yang didaulat sebagai makanan terenak di dunia.
“Bagi kami para chef, tentu menjadi kebanggaan tersendiri apabila ada satu hidangan khas Indonesia yang dikenal oleh orang-orang di dunia. Karena hal itu dapat membantu menggairahkan sektor kuliner dan pariwisata di Indonesia juga,” tutup Salehin.***
Discussion about this post