LIMAPAGI – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) tengah melakukan penyelesaian tahap akhir pembangunan Bendungan Karalloe. Bendungan ini rencananya berkapasitas 40,53 juta meter kubik di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
“Saat ini progres fisik bendungan sudah diatas 90% dan ditargetkan selesai pada Juli 2021,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya pada Rabu, 10 Maret 2021.
Basuki menjelaskan, langkah tersebut dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi dan juga pengendalian banjir.
“Dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal,” lanjut Basuki.
Rencananya, menurut Basuki, dengan luas tampungan yang mencapai 248,50 hektare, dapat bermanfaat untuk memberikan pengairan terhadap lahan-lahan irigasi di sekitar lokasi bendungan.
“Suplai air bendungan ini akan digunakan untuk mengairi lahan irigasi seluas 7.004 Hektar, sumber air baku 440 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 4,5 MW, dan pengendali banjir untuk Kabupaten Gowa sebesar 49 m3/detik,” jelas Basuki.
Selain sebagai konservasi air, Basuki memang melihat peluang lain yang akan muncul jika bendungan yang akan siap dilakukan impounding dalam jangka waktu dekat ini. Basuki melihat ada sektor pariwisata yang potensial dari bendungan ini.
“Bendungan Karalloe juga memiliki potensi sebagai destinasi pariwisata karena di sekelilingnya terdapat hutan sehingga udaranya masih sejuk dan bersih,” pungkasnya.
Pembangunan bendungan oleh Kementerian PUPR dibagi dalam dua paket. PT Nindya Karya (Persero) ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana dalam yang meliputi pembangunan utama, bangunan pelimpah, relokasi, dan rehabilitasi jalan menuju bendungan, serta terowongan pengelak.
Sedangkan untuk paket kedua yang merupakan lanjutan paket pertama dengan anggaran dari APBN TA 2008-2020 sebesar Rp 657 miliar, mencakup timbunan tubuh bendungan, proteksi galian, intake, instrumental, hidromekanikal. Serta pembangunan instrumen yang bersifat mekanikal dan elektrik dengan kontraktor kerjasama operasional atau KSO PT Nindya Karya bersama PT Rezeki.***
Discussion about this post